Jumat, 24 April 2020

TEGANGAN

TEGANGAN
        1. Pengertian Tegangan Apabila sebuah batang dibebani suatu gaya maka akan terjadi gaya reaksi yang besarnya sama dengan arah yang berlawanan. Gaya tersebut akan diterima sama rata oleh setiap molekul pada bidang penampnag batang tersebut. Jadi, misalnya besarnya gaya tersebut adalah sebesar F dan luas penampangnya adalah A maka setiap satuan luas penampang akan menerima beban sebesar F/A
Tegangan ada bermacam-macam sesuai dengan pembebanan yang diberikan. Misalnya, pada beban tarik akan terjadi tegangan tarik maka pada beban tekan akan terjadi tekan dan seterusnya. Terjadinya tegangan akibat deformasi dari pembebanan Sebuah batang yang dibebani suatu gaya maka di dalam batang itu sendiri akan timbul gaya reaksi atau gaya lawan yang dihasilkan oleh gaya di antara molekul-mlekul itu sendiri. Reaksi atau gaya lawan di dalam batang itu disebut dengan gaya alam. Misalnya, suatu batang di bebani gaya seperti pada gambar berikut ini. Bila dipotong pada penampang X-X akan diperoleh suatu sistem keseimbangan. Gaya dalam yang arahnya tegak lurus penampang normal. Dinamakan gaya normal (Fn) Gaya dalam yang arahnya sejajar dan atau terletak pada penampang normal. Dinamakan gaya tangensial (Fq) Telah disinggung di atas bahwa gaya dalam-gaya dalam akan diterima sama rata oleh setiap molekul pada seluruh bidang penampang batang. Gaya dalam yang bekerja pada setiap satuan luas penampang itu dinamakan tegangan. 

Tegangan= Gaya Dalam / Luas penampang

2. Satuan Tegangan Bila gaya dalam diukur dalam kgf atau N, sedangkan luas penampang dalam m2 maka: Tegangan disingkat dengan simbol huruf V (baca: sigma) atau W (baca: thau) Tegangan ada dua macam, yaitu tegangan normal disingkat V dan tegangan tangensial disingkat W . Tegangan normal bila luas penampang = A m2 dan besarnya gaya Fn = kgf 

Macam-macam tegangan dasar 
a. Tegangan tarik. Misalnya, terjadi pada tali, rantai, dan sudu-sudu turbin. �௧ = ி ஺ = ி೙ ஺ 
b. Tegangan tekan. 
Misalnya, terjadi pada porok sepeda, batang torak dan tiang bangunan yang belum mengalami tekukan. �஽ = �௡ � = � � 
c. Tegangan geser. Misalnya, pada paku keling, gunting, dan baut. �ௌ = �௤ � = � �
d. Tegangan lengkung. Misalnya, pada poros-poros mesin dan poros roda yang dalam keadaan ditumpu. Jadi, merupakan tegangan tangensial. � = �஺ + �஻ �௕ = ெ್ ௐ್ Mb = momen lengkung Wb = momen tahanan lengkung 
e. Tegangan puntir. Misalnya, pada poros roda gigi dan batang-batang torsi pada mobil. Jadi, merupakan tegangan tangensial. �௧ = ெ೟ ௐ೛ Mt = momen puntir (torsi) WP = momen tahanan polar (pada puntir) 

     Tegangan tarik. Apabila pada suatu batang bekerja gaya-gaya yang sejajar dengan sumbu batang ke arah luar dan tegak lurus penampang normal maka dikatakan bahwa batang tersebut mengalami pembebanan tairk. Keadaan pada beban tarik terjadi, misalnya pada rantai, sabuk mesin dan tali pada pesawat angkat . Pada penampang X-X: Fn = F
  Apabila tegangan tarik yang diizinkan = �ത௧ maka tegangan tarik harus lebih kecil daripada tegangan tarik yang diizinkan. Dengan demikian dapat ditentukan ukuran-ukuran untuk perencanaanya. �������� = � �ഥ� (���� � ����� ����������) ��������� = �. �ഥ� (���� ����� ��������� �������� �) Apabila luas penampang tidak sama besarnya di sepanjang batang maka diambil luas penampang yang terkecil karena pada penampang terkecil itu yang paling berbahaya. Pada batang yang tergantung bebas selain menerima pembebanan tarik F sebenarnya juga harus menerima beban oleh beratnya sendiri G sehingga beban total menjadi F + G maka tegangan maksimum : ����� = �+� � ≤ �� തതത Pada ranitai yang harus menerima beban tarik adalah dua bagian penampang kiri dan kanan. � = � ቀ� � ��ቁ � = � � ��� 

a. Sifat Elastisitas Bahan Pada saat batang mengalami beban tarik, batang akan bertambah panjang
keadaan ini dikatakan batang tersebut meregang. Besarnya regangan dipengaruhi oleh besarnya beban. Apabila batas kekuatan bahan tidak dilampaui maka jika beban yang diberikan dilepaskan, batang tersebut akan kembali ke ukuran semula. Akan tetapi, bila bebannya ditambah sedikit saja, batang tersebut tidak mampu kembali ke ukuran panjang semula meskipun beban sudah dilepaskan. Jadi. pertambahan panjangnya tetap.

    Beban maksimum yang berakibat batang tidak mengalami pertambahan panjang yang tetap dinamakan batas proporsional. Pada keadaan ini bahan masih dalam keadaan elastis atau masih memiliki sifat elastisitas bahan. Regangan adalah perbandingan antara pertambahan panjang setelah patah dengan panjang semula yang dinyatakan dalam perseratau tidak dengan persen. Regangan ini menunjukkan apakah bahan itu cukup elastis artinya bila regangannya besar bahan tersebut mampu menahan perubahan bentuk sebelum patah. Makin besar regangan suatu bahan maka bahan itu makin mudah dibentuk.
     Selain mengalami pertambahan panjang jika suatu batang ditarik maka juga akan mengalami perubahan penampang. Batang akan menjadi lebih kecil. Pengurangan luas penampang yang terjadi sampai batas kekuatan tariknya atau sebatas kekenyalannya disebut kontraksi. Adapun pengurangan luas penampang terbesar terjadi setelah batang putus yang disebut penggentingan. Penggentingan juga disebut regangan pada arah tegak lurus poros (lateral strain) disingkat Hq. 

b. Hukum Hooke 
pada perhitungan tegangan tarik Apabila beban tarik yang dikenakan pada suatu batang sebelum melampaui batas proposionalnya maka akan berlaku ketentuan sebagai berikut: Perpanjangan atau perpendekan akan berbanding lurus dengan beban dan panjang semula, tetapi berbanding terbalik dengan penampangnya. Perubahan memanjang dari sebuah batang berabnding lurus dengan beban dan panjang semula, tetapi berbanding terbalik dengan modulus kenyal. Hukum Hooke itu masih tetap berlaku apabila beban tidak melampaui batas perbandingan (proporsionalitas). Apabila tegangan dalam batang terletak di atas batas proposionalitasnya maka hukum Hooke sudah tidak berlaku lagi. Pada batas proposionalitas akan berlaku hubungan antara tegangan dan regangan: �������� �������� = ������� Konstanta ini dinamakan modulus kenyal atau modulus elastissitas (E). � = V � Modulus kenyal atau modulus elastisitas adalah ukuran kekakuan suatu bahan. Suatu bahan dengan modulus kenyal yang lebih besar disebut lebih kaku, sedangkan suatu bahan dengan modulus kenyal yang lebih kecil disebut lebih lemah. 

   Tegangan Tekan Pembebanan tekan merupakan kebalikan dari pembebanan tarik maka tegangan tekan juga merupakan kebalikan dari tegangan tarik. Pembebanan tekan terjadi bila gaya luar bekerja sejajar sumbu batang ke arah dalam batang tersebut. Akibat beban tekan tersebut, penampang batang akan bertambah pendek dan terjadi pembesaran penampang. Bila batang tidak mampu menahan beban tekan itu maka akan rusak atau pecah. Gaya dalam (Fn) benda itu menahan pengaruh gaya luar.     
     Makin besar luas penampangnya, bertambah besar pula kekuatan benda itu. Pada kenyataannya, beban tekan sejati jarang/sukar sekali terjadi karena berbagai keadaan atau kedudukan 
batang maupun arah beban yang tidak benarbenar tegak lurus penampang. Oleh karena itu, pada beban tekan perlu diperhatikan adanya bahaya tekukan. Dalam praktek, beban tekan itu terjadi misalnya pada fondasi mesin, batang torak, dan tiang bangunan. Untuk menghitung ukuran suatu alat atau bagian mesin yang menderita beban tekan selalu digunakan tegangan tekan yang diizinkan (a). Seperti halnya pada pembebanan tarik, tegangan tekan yang diizinkan diperhitungkan dengan menentukan faktor keamanan (s).

        Tegangan Patah 1. Pengertian Tegangan Patah Apabila batang dalam pemakaian pada kontruksi dibebani gaya luar melebihi kekuatan bahan itu sendiri tentu akan mengalami kerusakan, seperti memanjang, memendek, melengkung, dan patah atau pecah. Pembebanan harus diperhitungkan oleh perencana kemudian dibandingkan dengan tegangan yang diizinkan. Besarnya tegangan ini dari suatu bahan semata-mata tergantung dari kekuatan bahan. Pada beban Tarik, batang akan putus setelah memanjang dan mengalami pengecilan penampang. Pada beban tekan batang akan pecah  setelah mengalami pemendekan dan pembesaran penampang karena tidak mampulagi menahan tekanan. Sama halnya pada beban puntiran dan berbolakbalik, pada beban tekukan batang akan patah setelah lapis, atas mengalami pemanjangan dan pemindahan pada lapisan bawa Batang akan mempunyai kemungkinan patah apabila beban maksimum dilampaui. Tegangan yang terjadi pada beban maksimu merupakan batas tegangan patah. Tegangan patah adalah beban ma! simum yang menyebabkan patah dibagi dengan luas penampang batang. �������� ����ℎ = ����� �������� �������� ����ℎ ���� ��������� ������ 
    Tegangan patah kemungkinan dapat terjadi berada di bawah hargah tegangan pada beban maksimum. Untuk menjelaskan tegangan patah ini dapat dimisalkan pada diagram tarik berikut ini. Pada garis 0-a, regangan sebanding dengan tegangan. Garis ini juga disebut garis modulus dan sudut yang terbentuk dengan garis mendatar disebut sudut modulus. Makin besar sudut modulus berarti bahan makin keras dan regangannya makin kecil. Sebaliknya, makin kecil sudut modulusnya makin lunak dan regangannya lebih besar. Titik a adalah batas proporsional (batas kekenyalan). Tegangan di titik a dinamakan tegangan kenyal atau tegangan proporsional Vpr. Tegangang diizinkan berada sebelum mencapai titik a. Garis a-b batang mendapat perpanjangan tetap dan tidak mampu lagi kembali ke panjang semula walaupun beban dilepaskan (batang mengalami deformasi plastis). Pada batas proporsional, batang masih dapat kembali ke panjang semula (batang mengalami deformasi elastis). Setelah titik b, tegangan mendadak turun dan sedikit naik kembali. ncangan ini berlangsung beberapa kali. Gejala ini disebut pelumer(jaris b-b,). Tegangan di titik b disebut batas lumer atau batas renggang Vlu �������� ����� V௧ = ���� �������� ���� ��������� ���� − ���� = � ���� �଴ 

Karena batang mengecil pada waktu pembebanan dan memanjang setelah beban maksimum sampai batang putus. Jadi, batang panjang sampai patah bersamaan dengan turunnya tegangan sampai nol. Mulai titik b2 bahan tidak memiliki kekuatan untuk menahan beban apapun clan sampai di titik c batang patah. Tegangan titik c disebut tegangan patah VB. Tegangan patah V஻ = ௕௘௕௔௡ ௠௔௞௦௜௠௨௠ ௣௔ௗ௔ ௦௔௔௧ ௣௔௧௔௛ ௟௨௔௦ ௣௘௡௔௠௣௔௡௚ ௧௘௥௞௘௖௜௟ ௣௔ௗ௔ ௣௔௧௔௛௔௡ V஻ = ிಳ ஺ೠ VB = tegangan patah (kgf/m2 ) FB = gaya terbesar paa saat patah (kgf) Au = luas penampang terkecil pada saat patah (m2 ) 2. Klasifikasi Baja Berdasarkan pada Tegangan Patah Sifat teknik dari baja terutama ditentukan oleh banyaknya kadar karbon. Makin besa kadar karbonya makin besar pula kekerasanya dan kekuatannya makin besar untuk gaya tarik. Sebagai gambaran klasifikasi baja berdasarkan tegangan patah atau kekuatan baja itu dapat kita lihat dalam tabel berikut in

     Tegangan Lengkung/bengkok Tegangan lengkung adalah tegangan yang diakibatkan karena adanya gaya yang menumpu pada titik tengah suatu beban sehingga mengakibatkan benda tersebut seakan-akan melengkung. Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikuti : Pada sistem gaya berikut ini batang akan menderita tegangan yang disebabkan oleh gaya F, Tegangan tersebut dinamakan tegangan lengkung atau tegangan bengkok. contohnya, pada poros-poros mesin dan poros roda yang dalam keadaan ditumpu, gerakan rocker arm pada mekanisme katup.Gambar berikut ini menunjukkan tegangan lengkung atau bengkok yang terjadi. Sedangkan rumus untuk tegangan lengkung ini adalah : F = Ra + Rb �� = �� �� dimana: �� = Tegangan lengkung/bengkok Mb = momen lengkung/momen bengkok Wb = momen tahanan lengkung/bengkok Momen lentur pada berbagai balok yang dibebani Momen lentur = Gaya dikalikan Jarak Mb = F . l 
Besarnya tegangan lentur tergantung dari : x Besar gaya atau cara Pembebanan x Panjang lengan tuas x Cara penjepitan lengan tuas x Bentuk dan besarnya penampang balok 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar